Bagian otak apa yang bekerja saat belajar matematika?
Belajar matematika melibatkan sejumlah bagian otak yang bekerja secara bersamaan untuk memproses informasi, mengenali pola, dan memecahkan masalah. Beberapa area otak yang khususnya terlibat dalam aktivitas matematika termasuk korteks prafrontal, korteks parietal, korteks temporal, dan amigdala. Mari kita lihat lebih rinci bagaimana bagian-bagian otak ini berkontribusi selama proses belajar matematika:
1. Korteks Prafrontal:
Korteks prafrontal adalah bagian otak yang terletak di bagian depan dan terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian perilaku. Saat belajar matematika, korteks prafrontal membantu mengelola proses kognitif yang kompleks, seperti merencanakan langkah-langkah untuk memecahkan masalah matematika dan mengontrol impuls saat bekerja dengan konsep yang rumit.
2. Korteks Parietal:
Korteks parietal, terutama bagian yang disebut sebagai area asosiasi parietal, memainkan peran penting dalam pemrosesan visual-spatial dan perhitungan. Saat belajar matematika, korteks parietal membantu dalam memahami representasi visual dari masalah matematika, mengidentifikasi pola-pola, dan mengkoordinasikan informasi numerik.
3. Korteks Temporal:
Korteks temporal terlibat dalam pengolahan informasi auditif dan visual, serta membantu dalam pemahaman bahasa dan pengingatan memori. Saat belajar matematika, korteks temporal dapat membantu memahami instruksi matematika, mengenali kata-kata kunci, dan menyimpan informasi dalam memori jangka panjang.
4. Amigdala:
Amigdala adalah bagian otak yang terkait dengan emosi dan respons emosional. Meskipun lebih sering dikaitkan dengan respons emosional terhadap situasi stres atau ancaman, amigdala juga dapat berperan dalam merespons emosi yang terkait dengan pencapaian atau keberhasilan dalam belajar matematika.
5. Hippocampus:
Hippocampus memiliki peran kunci dalam pembentukan dan pengorganisasian memori jangka panjang. Saat belajar matematika, hippocampus membantu menyimpan informasi matematika ke dalam memori jangka panjang, memungkinkan seseorang untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan matematika di masa depan.
6. Sistem Saraf Belakang:
Sistem saraf belakang, yang mencakup medulla spinalis dan saraf-saraf yang masuk dan keluar dari otak, memainkan peran dalam mentransmisikan sinyal dari dan ke otak. Saat seseorang menulis atau menggunakan gerakan tubuh untuk menyelesaikan masalah matematika, sistem saraf belakang terlibat dalam mengoordinasikan gerakan tersebut.
7. Kerja Bersama Seluruh Jaringan Otak:
Selama proses belajar matematika, sejumlah besar neuron dan jalur-jalur saraf bekerja bersama-sama dalam jaringan otak yang kompleks. Koneksi antara berbagai bagian otak memungkinkan transfer informasi dan koordinasi yang efektif untuk menyelesaikan tugas matematika.