Mengukur Kesuksesan Siri Kita Sendiri
Setelah bekerja keras, lembur demi lembur Setelah melalui perjuangan yang panjang kita mendapatkan peningkatan pendapatan yang signifikan 30%? 50%? Bahkan double 100%.
Banggakah kita atas pencapaian yang diperoleh setelah bertahun-tahun bekerja? Apakah kita sudah tergolong sukses??
Apalagi kalau di keluarga posisi kita lebih mapan, menjadi yang didengar, dihormati.
Tapi sekeren – kerennya peningkatan yang telah kita capai. Faktanya kita hanya mampu membeli rumah di pinggiran ibukota.
Itupun harus dengan cicilan hingga belasan tahun yang nilainya setara untuk membeli 1 rumah lagi.
Hal yang sebenarnya bila dipikir secara logika tidaklah masuk akal, namun karena sudah menjadi pandangan umum, berubah menjadi pandangan yang normal. Merasionalkan yang irrasional.. Sudah sukseskah kita? Yang telah melakukan banyak progress dibandingkan kemarin..
Bila kita membandingkan diri kita yang kemarin, maka hampir pasti jawabannya tidak. Progress bukanlah pilihan, tapi suatu keharusan.
Bila orang mengatakan langkah yang bijak adalah dengan membandingkan diri kita sendiri. Maka dalam hal karir merupakan hal yang tidak pas bila membandingkan kita, dulu yang masih hijau baru memulai dengan kita yang sudah bertahun tahun lamanya berkarir.
Berbicara progress, berdasarkan riset gaji karyawan di AS, maka tingkat pertumbuhan secara persentase yang paling tinggi adalah di usia 20-30an.
Dibandingkan data tenaga kerja AS, idealnya tingkat pertumbuhan gaji di Indonesia secara persentase lebih tinggi, karena dimulai dengan angka yang jauh lebih rendah ketika memulai dan masa bekerja yang lebih pendek.
Namun bentuk kurva pertumbuhan gaji kurang lebih akan sama. Bertumbuh pesat sekitar 10 tahun pertama bekerja, normalnya meningkat hingga ratusan persen, kemudian setelahnya melandai.
Kita tidak membandingkan dengan diri kita kemarin, tapi kita membandingkan dengan kesempatan yang ada disekeliling kita, Negara kita Indonesia.
Sering kita mendengar tingkat pendapatan masyarakat Indonesia sekitar 4.000 USD atau 60 juta Rupiah setahunnya. Namun jangan salah, itu angka nasional, negara kita sangat besar, masih banyak daerah yang tertinggal.
Seharusnya kita mengukur dari kota kita tinggal, misal saja Jakarta. Berdasarkan data BPS 2021, tingkat pendapatan masyarakat Jakarta rata-ratanya 23 juta sebulan.
Apakah kita sudah di atas rata-rata?