17/09/2024

Panduan Set dan Repetisi untuk Pemula, Raih Fitness Goal

Bagi pemula dalam dunia kebugaran, memahami konsep set dan repetisi adalah langkah penting untuk mencapai tujuan fitness secara efektif. Set dan repetisi adalah dua elemen kunci dalam program latihan yang dapat memengaruhi hasil dan kemajuan Anda. Berikut adalah panduan lengkap mengenai set dan repetisi untuk pemula agar Anda dapat meraih tujuan fitness dengan lebih baik.

1. Memahami Set dan Repetisi

a. Repetisi (Rep): Repetisi merujuk pada jumlah kali Anda melakukan suatu gerakan atau latihan dalam satu set. Misalnya, jika Anda melakukan 10 push-up, itu berarti Anda telah melakukan 10 repetisi.

b. Set: Set adalah kelompok dari repetisi. Setelah menyelesaikan satu set repetisi, Anda biasanya beristirahat sejenak sebelum memulai set berikutnya. Misalnya, jika Anda melakukan 3 set push-up dengan masing-masing set terdiri dari 10 repetisi, Anda akan melakukan total 30 push-up dengan jeda istirahat di antara set.

2. Panduan Umum untuk Pemula

a. Frekuensi Latihan: Untuk pemula, disarankan untuk memulai dengan 2-3 sesi latihan per minggu untuk setiap kelompok otot utama. Ini memberikan waktu bagi otot untuk beristirahat dan pulih antara sesi latihan.

b. Repetisi:

  • Latihan Kekuatan: Untuk membangun kekuatan dan massa otot, lakukan antara 6-12 repetisi per set. Repetisi yang lebih rendah (6-8) dengan beban lebih berat cocok untuk kekuatan, sementara repetisi yang lebih tinggi (10-12) lebih fokus pada hipertrofi otot (pertumbuhan otot).
  • Latihan Daya Tahan: Jika tujuan Anda adalah meningkatkan daya tahan otot, lakukan antara 12-15 repetisi atau lebih per set. Latihan ini biasanya menggunakan beban yang lebih ringan dan fokus pada ketahanan otot.

c. Set:

  • Latihan Kekuatan: Untuk pemula, 2-3 set per latihan sudah cukup. Ini memberikan volume latihan yang cukup untuk membangun kekuatan tanpa menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
  • Latihan Daya Tahan: Sama dengan latihan kekuatan, 2-3 set per latihan adalah angka yang ideal untuk pemula. Set tambahan bisa ditambahkan secara bertahap seiring dengan kemajuan.

3. Menyusun Program Latihan

a. Pemanasan: Mulailah setiap sesi latihan dengan pemanasan selama 5-10 menit. Ini dapat berupa kardio ringan seperti jogging atau bersepeda, serta peregangan dinamis untuk mempersiapkan otot dan sendi.

b. Latihan Utama: Pilih latihan yang menargetkan semua kelompok otot utama, termasuk dada, punggung, bahu, kaki, dan inti. Gunakan latihan dasar seperti squat, push-up, dan deadlift yang melibatkan banyak kelompok otot.

c. Istirahat: Istirahat antara set adalah bagian penting dari program latihan. Untuk latihan kekuatan, istirahat sekitar 60-90 detik antar set. Untuk latihan daya tahan, istirahat 30-60 detik sudah cukup. Istirahat yang cukup memungkinkan otot untuk pulih dan siap untuk set berikutnya.

d. Pendinginan: Akhiri setiap sesi latihan dengan pendinginan dan peregangan selama 5-10 menit. Ini membantu mencegah kekakuan otot dan meningkatkan fleksibilitas.

4. Tips untuk Pemula

a. Fokus pada Teknik yang Benar: Teknik yang benar lebih penting daripada jumlah repetisi atau beban yang diangkat. Pastikan untuk mempelajari teknik yang benar dari pelatih atau sumber terpercaya untuk menghindari cedera.

b. Jangan Terlalu Memaksakan Diri: Mulailah dengan beban yang ringan dan tingkatkan secara bertahap. Terlalu cepat meningkatkan beban atau jumlah repetisi dapat meningkatkan risiko cedera.

c. Variasikan Latihan: Untuk mencegah kebosanan dan meningkatkan efektivitas latihan, variasikan latihan dan rutinitas Anda secara berkala. Ini juga membantu melatih berbagai kelompok otot dan mencegah plateu dalam kemajuan.

d. Pantau Kemajuan: Catat kemajuan Anda dalam latihan, termasuk beban yang digunakan, repetisi, dan set. Ini membantu dalam melacak perkembangan dan menyesuaikan program latihan sesuai kebutuhan.

Cara Mengukur Lingkar Pinggang, Kenali Risiko Kesehatan

Mengukur lingkar pinggang adalah metode yang sederhana namun efektif untuk menilai risiko kesehatan terkait lemak perut. Lemak di sekitar perut, terutama lemak visceral yang mengelilingi organ internal, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi. Berikut adalah panduan cara mengukur lingkar pinggang dengan benar serta pemahaman tentang risikonya.

Cara Mengukur Lingkar Pinggang

  1. Persiapkan Alat dan Posisi:
    • Alat: Gunakan pita pengukur yang fleksibel dan dapat menempel pada kulit. Pastikan pita tersebut tidak melar atau kendur.
    • Posisi: Berdiri tegak dengan perut kosong dan rileks. Jangan menarik napas atau menahan napas saat mengukur.
  2. Temukan Titik Pengukuran:
    • Temukan bagian atas tulang pinggul (iliac crest) dan ujung bawah tulang rusuk. Lingkar pinggang diukur di antara kedua titik ini, biasanya sekitar satu atau dua sentimeter di atas pusar.
    • Pastikan pita pengukur berada pada level horizontal di sekitar tubuh dan rata, tidak tertekuk atau terputar.
  3. Lakukan Pengukuran:
    • Bungkus pita pengukur di sekitar lingkar pinggang pada titik yang telah ditentukan.
    • Tarik pita pengukur hingga pas namun tidak terlalu ketat, sehingga bisa tetap menempel pada kulit tanpa menekan.
  4. Catat dan Evaluasi:
    • Bacalah ukuran lingkar pinggang dalam sentimeter dan catat.
    • Ukur lingkar pinggang setidaknya dua kali untuk memastikan akurasi, dan gunakan nilai rata-rata jika diperlukan.

Risiko Kesehatan Terkait Lingkar Pinggang

  1. Penyakit Jantung:
    • Lemak visceral yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Penumpukan lemak di perut terkait dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan tekanan darah tinggi.
  2. Diabetes Tipe 2:
    • Lingkar pinggang yang besar berhubungan erat dengan resistensi insulin, yang dapat mengarah pada diabetes tipe 2. Lemak perut mempengaruhi cara tubuh memproses glukosa.
  3. Hipertensi:
    • Lemak di perut dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi berkontribusi pada risiko penyakit jantung dan stroke.
  4. Sleep Apnea:
    • Lemak perut dapat menyebabkan gangguan tidur seperti sleep apnea, di mana saluran napas terhenti sejenak saat tidur, menyebabkan gangguan tidur dan risiko kesehatan lainnya.
  5. Kanker:
    • Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan lemak visceral dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal dan payudara.

Bagaimana cara tepat mengatasi ruam merah di sekitar mulut anak?

Mengatasi ruam merah di sekitar mulut anak memerlukan pendekatan yang tepat berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi ruam merah di sekitar mulut anak dengan efektif:

1. Identifikasi Penyebab

Langkah pertama dalam mengatasi ruam merah adalah mengidentifikasi penyebabnya. Apakah ruam disebabkan oleh iritasi kulit, infeksi, alergi, atau kondisi kulit lainnya? Memahami penyebabnya akan membantu menentukan perawatan yang paling tepat.

2. Jaga Kebersihan Area Terkena

Pastikan area yang terkena ruam tetap bersih dan kering. Gunakan air hangat dan sabun lembut untuk membersihkan area tersebut, dan hindari menggosok atau menyeka dengan kasar. Setelah dibersihkan, keringkan dengan lembut menggunakan handuk bersih. Kebersihan yang baik dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.

3. Gunakan Produk Perawatan yang Lembut

Pilih produk perawatan kulit yang lembut dan bebas dari bahan kimia keras. Produk yang mengandung pewarna, wewangian, atau alkohol dapat memperburuk iritasi. Gunakan krim atau salep yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi kemerahan dan meredakan gatal. Produk yang mengandung bahan anti-inflamasi atau pelembap dapat membantu menenangkan kulit.

4. Hindari Alergen dan Iritan

Jika ruam merah disebabkan oleh alergi atau iritasi, identifikasi dan hindari alergen atau bahan yang menyebabkan masalah. Jika anak baru mencoba makanan baru atau menggunakan produk perawatan baru, pertimbangkan untuk menghindarinya sementara waktu dan perhatikan apakah ada perbaikan pada ruam.

5. Perawatan untuk Infeksi Jamur atau Bakteri

Jika ruam disebabkan oleh infeksi jamur seperti kandidiasis atau infeksi bakteri seperti impetigo, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur atau antibiotik. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter dalam penggunaan obat dan melanjutkan perawatan hingga infeksi sembuh sepenuhnya.

6. Kendalikan Faktor Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kulit. Jaga kelembapan udara di dalam rumah agar tidak terlalu kering, dan hindari paparan langsung terhadap sinar matahari yang bisa memperburuk iritasi. Jika cuaca dingin atau kering, gunakan pelembap yang aman untuk kulit anak untuk menjaga kelembapan kulit.

7. Hidrasi dan Nutrisi

Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Kulit yang sehat lebih mampu melawan infeksi dan iritasi. Berikan makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral untuk mendukung kesehatan kulit.

Bagaimana Cara Menghitung Kalori Makanan?

Cara Menghitung Kalori Makanan

Menghitung kalori makanan adalah langkah penting dalam mengelola diet, baik untuk menurunkan berat badan, menjaga berat badan yang sehat, atau meningkatkan massa otot. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menghitung kalori makanan dengan akurat:

1. Pahami Kebutuhan Kalori Harian Anda

Sebelum menghitung kalori makanan, penting untuk mengetahui kebutuhan kalori harian Anda. Kebutuhan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik. Untuk menghitung kebutuhan kalori harian Anda, Anda dapat menggunakan kalkulator kalori atau rumus Harris-Benedict, yang mengestimasi jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsi dasar dan aktivitas sehari-hari.

2. Periksa Label Nutrisi

Cara termudah untuk menghitung kalori makanan adalah dengan memeriksa label nutrisi pada kemasan makanan. Label ini mencantumkan jumlah kalori per porsi, bersama dengan informasi mengenai ukuran porsi, lemak, karbohidrat, protein, dan nutrisi lainnya. Pastikan untuk membandingkan ukuran porsi yang tertera pada label dengan jumlah yang Anda konsumsi. Jika Anda makan lebih dari satu porsi, kalikan jumlah kalori per porsi dengan jumlah porsi yang Anda makan.

3. Gunakan Aplikasi atau Situs Web Pelacak Kalori

Ada banyak aplikasi dan situs web yang dirancang untuk membantu Anda menghitung kalori makanan. Aplikasi seperti MyFitnessPal, Lose It!, dan Cronometer memungkinkan Anda memasukkan jenis makanan yang Anda konsumsi dan mendapatkan informasi kalori secara otomatis. Aplikasi ini juga sering dilengkapi dengan database besar dari berbagai makanan dan merek, sehingga Anda bisa dengan mudah menemukan dan menghitung kalori.

4. Gunakan Tabel Kalori atau Buku Panduan

Jika Anda tidak memiliki akses ke label nutrisi atau aplikasi, Anda bisa menggunakan tabel kalori atau buku panduan yang mencantumkan informasi kalori untuk berbagai jenis makanan. Tabel ini memberikan informasi tentang kalori per porsi untuk makanan umum seperti buah, sayuran, daging, dan produk susu. Anda bisa menemukan tabel kalori di situs web kesehatan atau membeli buku panduan nutrisi.

5. Hitung Kalori dari Bahan Mentah

Jika Anda memasak makanan sendiri, Anda perlu menghitung kalori dari bahan mentah yang Anda gunakan. Berikut langkah-langkahnya:

  • Timbang bahan mentah: Gunakan timbangan dapur untuk mengukur berat bahan-bahan mentah sebelum dimasak.
  • Cek informasi kalori bahan mentah: Cari informasi kalori per gram atau per porsi bahan mentah dari tabel kalori atau label kemasan.
  • Hitung total kalori: Kalikan berat bahan mentah dengan jumlah kalori per gram untuk mendapatkan total kalori dari bahan tersebut.

6. Pertimbangkan Metode Memasak

Metode memasak dapat mempengaruhi jumlah kalori dalam makanan. Misalnya, makanan yang digoreng cenderung mengandung lebih banyak kalori dibandingkan makanan yang direbus atau dikukus karena penambahan minyak atau lemak selama proses memasak. Oleh karena itu, perhatikan cara memasak dan bahan tambahan yang digunakan saat menghitung kalori.

7. Catat dan Monitor Konsumsi Kalori

Untuk manajemen diet yang efektif, catat semua makanan dan minuman yang Anda konsumsi dalam jurnal makanan atau aplikasi pelacak kalori. Dengan mencatat secara konsisten, Anda dapat memantau asupan kalori harian dan membuat penyesuaian jika diperlukan untuk mencapai tujuan kesehatan atau kebugaran Anda.

Bagaimana cara mengatasi disleksia pada orang dewasa?

Cara Mengatasi Disleksia pada Orang Dewasa

Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan mengeja. Meskipun disleksia sering kali terdeteksi pada masa kanak-kanak, banyak orang dewasa yang mungkin belum terdiagnosis atau tidak mendapatkan dukungan yang memadai. Mengatasi disleksia pada orang dewasa memerlukan pendekatan yang holistik dan beragam, yang melibatkan strategi pendidikan, dukungan teknologi, serta penanganan emosional. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi disleksia pada orang dewasa:

1. Pelatihan Keterampilan Membaca dan Menulis

Pelatihan keterampilan membaca dan menulis yang terstruktur dapat membantu orang dewasa dengan disleksia meningkatkan kemampuan mereka. Program pelatihan ini sering kali menggunakan metode yang dirancang khusus untuk mengatasi kesulitan fonologis dan pemrosesan bahasa. Teknik seperti pembelajaran berbasis fonetik dan penggunaan metode multisensori (misalnya, menghubungkan suara dengan bentuk huruf melalui sentuhan dan visual) dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.

2. Penggunaan Teknologi Bantu

Teknologi bantu dapat memainkan peran penting dalam membantu orang dewasa dengan disleksia. Beberapa alat yang bermanfaat termasuk perangkat lunak pembaca teks yang dapat mengubah teks tertulis menjadi suara, serta aplikasi yang membantu dalam ejaan dan tata bahasa. Selain itu, perangkat lunak pemrosesan kata dengan fitur seperti pemeriksa ejaan otomatis dan koreksi tata bahasa juga dapat membantu meningkatkan keterampilan menulis.

3. Strategi Manajemen Waktu dan Organisasi

Disleksia dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur waktu dan tugas. Menggunakan strategi manajemen waktu dan organisasi seperti membuat jadwal yang jelas, menggunakan aplikasi pengingat, dan memecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dapat membantu orang dewasa dengan disleksia mengelola pekerjaan mereka dengan lebih efektif. Teknik ini membantu dalam mengurangi stres dan meningkatkan efisiensi.

4. Dukungan Emosional dan Psikologis

Dukungan emosional dan psikologis sangat penting dalam mengatasi disleksia. Terapi atau konseling dapat membantu individu dengan disleksia mengatasi frustrasi, stres, dan masalah kepercayaan diri yang mungkin timbul akibat kesulitan belajar. Dukungan dari keluarga, teman, dan rekan kerja juga memainkan peran besar dalam meningkatkan kesejahteraan emosional dan motivasi.

5. Pendidikan dan Kesadaran

Meningkatkan kesadaran tentang disleksia dan pendidikan yang tepat dapat membantu orang dewasa dengan disleksia memahami kondisi mereka dan bagaimana cara mengatasinya. Mengikuti pelatihan atau workshop tentang disleksia, serta bergabung dengan kelompok dukungan, dapat memberikan informasi tambahan dan strategi yang berguna.

6. Adaptasi Lingkungan Kerja

Di lingkungan kerja, adaptasi mungkin diperlukan untuk membantu orang dewasa dengan disleksia berfungsi secara efektif. Ini bisa termasuk memberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan membaca dan menulis, menyediakan perangkat bantu teknologi, atau mengizinkan penggunaan strategi manajemen yang mendukung. Diskusi terbuka dengan atasan atau rekan kerja tentang kebutuhan khusus juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung.

7. Penggunaan Teknik Pembelajaran yang Tepat

Orang dewasa dengan disleksia mungkin memanfaatkan teknik pembelajaran yang berbeda dari yang tradisional. Teknik seperti pembelajaran visual, penggunaan diagram dan grafik, serta belajar melalui praktik langsung dapat membantu dalam memahami dan menyerap informasi dengan cara yang lebih sesuai dengan gaya belajar mereka.

Tips mempercepat proses pemulihan setelah patah kaki dan tungkai

Mempercepat proses pemulihan setelah patah kaki dan tungkai memerlukan perhatian khusus pada perawatan diri, mengikuti arahan medis, dan melakukan langkah-langkah proaktif untuk mendukung kesehatan tulang. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mempercepat proses pemulihan:

1. Ikuti Instruksi Medis

Patuhi Rencana Pengobatan: Pastikan untuk mengikuti rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter, termasuk penggunaan gips, pengobatan, dan jadwal pemeriksaan. Mengabaikan instruksi dapat memperlambat proses penyembuhan atau menyebabkan komplikasi.

Jangan Bebani Kaki Terlalu Awal: Hindari menempatkan beban pada kaki yang patah sebelum diizinkan oleh dokter. Menggunakan kruk atau alat bantu jalan yang disarankan membantu mengurangi tekanan pada area yang cedera.

2. Jaga Kesehatan Umum

Konsumsi Nutrisi yang Seimbang: Diet yang kaya kalsium, vitamin D, dan protein sangat penting untuk kesehatan tulang. Kalsium dan vitamin D mendukung pembentukan tulang baru, sementara protein membantu proses penyembuhan. Makanan seperti susu, yogurt, keju, ikan, dan sayuran hijau adalah sumber kalsium yang baik. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari dan makanan seperti ikan berlemak dan telur.

Hidrasi yang Cukup: Minum air yang cukup penting untuk menjaga kelembapan jaringan dan mendukung proses penyembuhan. Hidrasi juga membantu metabolisme dan sirkulasi darah yang mendukung kesehatan tulang.

3. Aktivitas dan Terapi Fisik

Mulai Terapi Fisik Sesuai Instruksi: Setelah izin dari dokter, mulai terapi fisik sesuai arahan. Terapi fisik membantu mengembalikan kekuatan, fleksibilitas, dan rentang gerak pada kaki dan tungkai. Terapis fisik akan memberikan latihan yang dirancang khusus untuk mendukung pemulihan.

Latihan Pemulihan Ringan: Selama proses penyembuhan, latihan ringan yang direkomendasikan oleh dokter atau terapis fisik dapat membantu mempercepat pemulihan. Latihan ini mungkin melibatkan gerakan yang lembut untuk menjaga sirkulasi darah dan mengurangi kekakuan.

4. Manajemen Nyeri dan Pembengkakan

Gunakan Kompres Es: Untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit, gunakan kompres es pada area yang terkena selama 15-20 menit beberapa kali sehari, terutama pada awal proses penyembuhan.

Elevasi Kaki: Mengangkat kaki yang patah di atas tingkat jantung ketika beristirahat dapat membantu mengurangi pembengkakan. Gunakan bantal atau penopang untuk menjaga posisi yang nyaman.

Obat Pereda Nyeri: Jika dokter meresepkan obat pereda nyeri, ikuti petunjuk penggunaannya dengan tepat. Hindari mengonsumsi obat secara berlebihan dan diskusikan efek samping dengan dokter jika diperlukan.

Apa saja gejala yang mungkin dirasakan?

Gejala hipertensi resisten bisa bervariasi, tergantung pada sejauh mana tekanan darah tetap tinggi dan apakah ada komplikasi atau kondisi medis lain yang menyertainya. Meskipun hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, tekanan darah yang sangat tinggi atau tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh seseorang dengan hipertensi resisten:

1. Gejala Umum

a. Sakit Kepala

Sakit kepala yang sering atau berat adalah salah satu gejala umum hipertensi. Sakit kepala ini biasanya terjadi di bagian belakang kepala dan dapat disertai dengan rasa tegang atau tekanan. Sakit kepala ini mungkin lebih intens ketika tekanan darah sangat tinggi atau tidak terkontrol.

b. Pusing atau Vertigo

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pusing atau rasa berputar (vertigo). Ini terjadi karena peningkatan tekanan darah dapat mempengaruhi aliran darah ke otak, yang mengganggu keseimbangan dan koordinasi.

c. Sesak Napas

Sesak napas atau kesulitan bernapas bisa terjadi jika hipertensi menyebabkan kerusakan pada jantung atau paru-paru. Ini mungkin terjadi karena tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru atau gagal jantung.

2. Gejala yang Berhubungan dengan Komplikasi

a. Nyeri Dada

Nyeri dada atau ketidaknyamanan di area dada bisa menjadi tanda bahwa hipertensi telah mempengaruhi kesehatan jantung. Ini mungkin mengindikasikan angina (nyeri dada akibat kekurangan oksigen ke jantung) atau bahkan serangan jantung.

b. Gangguan Penglihatan

Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali dapat merusak pembuluh darah di mata, yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan. Ini sering disebut sebagai retinopati hipertensi.

c. Kelelahan atau Kelemahan

Rasa lelah atau lemah secara umum bisa muncul sebagai akibat dari hipertensi yang tidak terkelola dengan baik. Kelelahan ini bisa disebabkan oleh kerja jantung yang lebih keras atau akibat dari kerusakan organ yang terkait dengan tekanan darah tinggi.

3. Gejala Akut

a. Mual dan Muntah

Dalam kasus tekanan darah yang sangat tinggi, mual dan muntah dapat terjadi. Ini mungkin merupakan respons tubuh terhadap tekanan darah yang sangat tinggi yang mempengaruhi fungsi sistem saraf.

b. Nyeri Kepala yang Parah (Hipertensi Maligna)

Hipertensi maligna adalah bentuk hipertensi yang sangat serius dan berpotensi mengancam nyawa. Nyeri kepala yang sangat parah, sering disertai dengan kebingungan, gangguan penglihatan, atau muntah, bisa menjadi tanda hipertensi maligna.

4. Gejala yang Berhubungan dengan Kerusakan Organ

a. Nyeri pada Bagian Bawah Punggung

Nyeri pada bagian bawah punggung bisa disebabkan oleh kerusakan pada ginjal akibat tekanan darah tinggi yang berkepanjangan. Hipertensi kronis dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis yang mengarah pada nyeri punggung.

b. Pembengkakan (Edema)

Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tangan bisa terjadi jika hipertensi menyebabkan gagal jantung atau gangguan sirkulasi darah. Pembengkakan ini terjadi akibat penumpukan cairan yang tidak dapat diatasi oleh sistem peredaran darah.