Suntik filler adalah prosedur kecantikan yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Filler, yang umumnya terbuat dari asam hialuronat, kolagen, atau bahan sintetis lainnya, digunakan untuk mengisi kekosongan pada wajah, mengurangi kerutan, dan memberikan volume pada area tertentu. Meskipun hasilnya bisa sangat memuaskan, penting untuk memahami risiko dan bahaya yang mungkin terkait dengan prosedur ini sebelum memutuskan untuk mencobanya.
1. Reaksi Alergi
Salah satu risiko yang paling umum adalah reaksi alergi terhadap bahan filler. Meskipun asam hialuronat biasanya aman dan memiliki risiko alergi yang rendah, beberapa orang mungkin mengalami reaksi yang lebih serius. Gejala alergi dapat mencakup kemerahan, bengkak, atau bahkan ruam pada area yang disuntik. Dalam kasus yang jarang terjadi, reaksi alergi dapat memicu anafilaksis, yang merupakan kondisi medis darurat.
2. Infeksi
Setiap prosedur yang melibatkan jarum memiliki risiko infeksi. Meskipun dokter biasanya menggunakan teknik steril, infeksi masih bisa terjadi. Gejala infeksi bisa meliputi kemerahan, pembengkakan, nyeri, atau nanah pada area yang disuntik. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk pembentukan abses atau penyebaran infeksi ke area lain.
3. Pembengkakan dan Memar
Pembengkakan dan memar adalah efek samping umum setelah suntik filler. Meskipun biasanya bersifat sementara, beberapa individu mungkin mengalami pembengkakan yang lebih lama atau lebih parah dari yang diharapkan. Ini bisa mengganggu penampilan dan mempengaruhi kepercayaan diri.
4. Asimetri dan Hasil yang Tidak Memuaskan
Hasil suntik filler dapat bervariasi, dan ada risiko hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Jika filler disuntikkan tidak merata, dapat menyebabkan asimetri pada wajah. Ini bisa memerlukan prosedur tambahan untuk memperbaiki masalah tersebut, yang berarti tambahan biaya dan waktu.
5. Migrasi Filler
Dalam beberapa kasus, filler dapat bergerak dari area yang disuntikkan, menyebabkan pembengkakan atau tonjolan di tempat yang tidak diinginkan. Migrasi ini bisa membuat hasil menjadi tidak alami dan memerlukan tindakan lebih lanjut untuk memperbaikinya.
6. Kematian Jaringan
Meskipun jarang, suntikan filler dapat menyebabkan kematian jaringan di area yang disuntikkan jika aliran darah terblokir. Hal ini bisa terjadi jika filler disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Kematian jaringan ini dapat menyebabkan luka yang sulit diobati dan meninggalkan bekas yang permanen.
7. Pilihan Profesional yang Tepat
Salah satu langkah terpenting sebelum menjalani prosedur suntik filler adalah memilih profesional yang berpengalaman dan terlatih. Pastikan dokter atau ahli kecantikan yang Anda pilih memiliki lisensi dan kualifikasi yang tepat, serta pengalaman dalam melakukan prosedur ini. Melakukan riset dan membaca ulasan dari pasien sebelumnya juga dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.