Bagi kalian yang memiliki saudara kakak maupun adik. Pasti rasanya sangat seru. Meskipun kadang bahkan sering anda merasa tidak adil. Perlakuan orang tua pada kalian rasanya tidak adil. Tapi anda selalu bisa memakhlumi nya. Dan bahkan meskipun begitu tidak mengurangi rasa cinta anda pada saudara kalian. Dan itu lah yang disebut keluarga. Dan itupun yang saya rasakan sebagai seorang yang paling kecil di keluarga dan menjadi satu-satunya anak perempuan.
Setiap Orang Memiliki Cara Mengimplementasikan Amarah Berbeda-Beda
Jika melihat 4 bersaudara dan yang paling kecil saya dan satu-satunya anak perempuan, pasti yang terlintas pasti manja sekali. Dan ya, aku sangat manja. Manja kepada semuanya tapi saat ayahku masih ada. Tapi setelah beliau meninggal, rasanya malu dan tidak tahu bisa manja kepada siapa. Sehingga saya hanya kan manja kepada orang terdekat saya, baik pasangan atau sahabat. Tapi bisa menjadi seseorang yang diandalkan, saat dibutuhkan. Karena saya yang paling kecil. Dari dulu saya ingin sekali punya adik. Jadi kadang saya bisa bersikap sebagai seorang kakak pada teman-temanku yang manja kepada saya.
Sehingga orang terdekat saya mengatakan saya ini bisa berubah-ubah, kadang manja, manja sekali, tapi saat dewasa, dewasa sekali, sampai mereka rasanya geli melihat saya. Tapi itulah saya. Jika tidak suka silahkan pergi, jika suka tetaplah tinggal. Mungkin terlihat baik, tapi bisa menjadi jahat saat sesuatu sudah keterlaluan. Mungkin jahat setiap orang berbeda maknanya dan artinya. Ada yang mengartikan jahat, seperti suka memumukul atau menyakiti fisik ataupun mental. Kira-kira anda tipe jahat yang seperti apa? Ada yang saat mereka marah, langsung ringan tangan.
Ada juga mengeluarkan kata-kata pedas yang bisa menyakiti mental dan hati seseorang. Saat orang marah, sebaik apa pun dia, dia bisa berubah menjadi 180 derajat. Dan bisa menjadi orang sangat berbeda. Sedangkan saya sendiri saat marah bisa melupakan orang tersebut, dan bisa menjadikan nya orang asing. Dan sikapku akan berubah drastis menjadi dingin dan hambar. Karena marah dengan teriak-teriak bukan gayaku.